Kontribusi Islam Terhadap Kebangkitan Bangsa Barat

A.     PENDAHULUAN
Antara  abad 8-13 Masehi, Islam berada di atas panggung sejarah peradaban dan kebudayaan dunia. Sejarah telah mencatat kebesaran dan kejayaan Islampada masa masa itu. Pengaruh dan perubahan yang dibawa Islam telah merombak wajah kultural dunia menjadi suatu identitas  keislaman dalam segala  aspek kehidupan sosial dan kebudayaan manusia. Bahkan kebudayaan dan peradaban Islam pada waktu itu  menjadi barometer dan ukuran kemoderenan bagi bangsa bangsa terutama di Eropa.
Perubahan perubahan yang dibawa Islam berjalan demikian cepat dan dahsyat menyeberangi batas batas rasial dan geografis.  Perubahan ini digambarkan oleh Christoper Dawnson dalam bukunya ‘religion and culture’ dengan mengatakan bahwa agama islam dapat disebut sebagai suatu contoh klasik bagaimana kebudayaan atau cara hidup sosial dapat diubah oleh suatu pandangan baru mengenai kehidupan dan oleh ajaran agama baru, sehingga mengakibatkan bentuk dan lembaga lembaga sosial yang mengatasi batas batas rasial dan geografis berlangsung terus dalam abad abad berikutnya.
B.     Awal Mula Berkembangnya Kebudayaan Islam
Awal mula kebangkitan peradaban Islam dapat ditelusuri dari perkembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan intelektual di Baghdad dan Cordova. Pada masa pemerintahan Al-Ma'mun (813-833 M), ia mendirikan Bait al-Hikmah di Baghdad yang menjadi pusat kegiatan ilmiah. Pendirian sekolah yang terkenal ini melibatkan sarjana Kristen, Yahudi, dan Arab, mengambil tempat sendiri terutama dengan "pelajaran asing", ilmu pengetahuan dan filosofi Yunani, hasil karya Galen, Hippocrates, Plato, Arsitoteles, dan para komentator, seperti Alexander (Aphrodis), Temistenes, John Philoponos, dan lain-lain. Kebangunan intelektual dan kebangkitan cultural Islam ditandai terlebh dahulu dengan suatu kerja besar yang intensif, yaitu dengan cara menerjemahkan  buku buku ilmu pengetahuan Persi dan warisan klasik Yunani,yang dengan tekun dan giat dilakukan oleh sarjana sarjana islam. Orang orang Islam  tidak hanya menerjemahkan buku buku tersebut, aka tetapi menciptakan unsure unsure baru yang disesuaikan dengan nafas keislaman sehingga terciptalah kebudayaan baru  yang berbentuk dan bercorak khas kebudayaan Islam.
Philip K Hitti secara tepat mengatakan bahwa orang orang Arab bukan hanya mengasimilasikan  pengetahuan Persi tua dan warisan klasik Yunani, akan tetapi kedua  macam kebudayaan itu disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhan  utama dan dengan alam fikiran mereka.
Terjemahan terjemahan yang dilakukan oleh mereka kemudian masuklah ke benua Eropa. Inilah yang menjadi dasar ilmu pengetahuan yang menguasai alam pikiran Eropa dalam Abad pertengahan. Jika diteliti secara seksama, peranan,jasa dan sumbangan Islam pada bangsa bangsa Eropa dapat dibagi menjadi dua segi :
·         Pertama, Umat Islam telah menyelamatkan warisan kebudayaan klasik Yunani dari ancaman kehilangan dan kemusnahannya sehingga penyelidikan ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh Aristoteles, Galenus dkk tidak hilang.
·         Kedua, umat Islam berjasa dalam mengolah dan mengembangkan kebudayaan klasik Yunani dengan penambahan unsur  unsur  baru  yang kemudian menjadi sumbangan besar bagi Eropa sehingga benua ini memasuki babak baru dengan munculnya masa ‘Renaissance’
Kepeloporan kebudayaan Islam semakin jelas kebesarannya pada masa Daulah Islam di Timur dibawah Khalifah Khalifah Abbasiyah  yang berpusat di Baghdad  (Irak) dan pada masa Daulah Islam di barat di bawah Khalifah Khalifah Ummayah yang  berkedudukan di Andalusia (Cordoba). Kebudayaan Islam pada masa itu baik di barat maupun timur mengalami kegemilangan dan kecermelangan yang besar.
C.     Eropa dan Sentuhan Peradaban Islam
            Melalui interaksinya dengan Dunia Islam, Eropa menyadari keterbelakangan dan ketertinggalan mereka. Interaksi tersebut menyebabkan adanya sentuhan peradaban Islam terhadap mereka. Proses persentuhan itu terjadi melalui konflik-konflik bersenjata, seperti dalam Perang Salib, maupun melalui cara-cara damai seperti di Andalusia. melalui cara yang murni damai di Andalusia. Ketika Eropa masih larut dalam keterbelakangannya, Andalusia telah tumbuh dalam kemajuan dan kegemilangan peradaban. Ustadz Muhammad Al-Husaini Rakha mengatakan, "Di antara bukti kebesaran peradaban Spanyol bahwa di Cordova saja terdapat lima puluh rumah sakit, sembilan ratus toilet, delapan ratus sekolah, enam ratus masjid, perpustakaan umum yang memuat enam ratus ribu buku dan tujuh puluh perpustakaan pribadi lainnya."

              Orang-orang Eropa aktif berinteraksi dengan orang-orang Arab dan mengambil ilmu dari mereka serta mengambil manfaat dari peradaban mereka. Orang-orang Eropa datang ke Andalusia untuk belajar di universitas-universitas umat Islam. Di antara mereka terdapat para tokoh gereja dan para bangsawan. Sebagai contoh salah seorang yang sangat luar biasa kepandaiannya pada abad X bernama Gerbert d'Aurillac. Ia menjadi paus Perancis pertama di bawah gelar Sylvester II. Ia menghabiskan tiga tahun di Toledo dengan para ilmuwan Muslim. Ia belajar matematika, astronomi, kimia, dan pelajaran-pelajaran lainnya. Beberapa wali gereja/pendeta tinggi dari Perancis, Inggris, Jerman dan Italia juga lama belajar di Universitas Muslim Spanyol.

D.    Bentuk Kontribusi Islam terhadap Bangsa Barat
1.      ILmu Kedokteran
Dalam lapangan ilmu kedokteran, dokter islam Al-Kindi (809-873) telah menulis buku ‘Ilmu Mata’ yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menjadi optics. Salah seorang pengagumnya adalah Roger Bacon. Kemudian ada pula nama Ar-Razi (865-925 M) yang  mengarang sebuah buku kedokteran berjudul ‘Al-Hawi’. Buku tersebut, atas perintah Raja Charles I telah  diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Faraj bin Salim (seorang tabib Yahudi) dengan judul continens. Dalam buku ini termuat rangkuman ilmu pengetahuan ketabiban dari Persi, Yunani dan Hindu, dan hasil hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri.
Dokter Islam lain yang terkenal adalah Ibnu Sina. Ia menulis buku berjudul ‘al-Qanun fit-Thib’ diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul Qanun of Medicine dan menajdi buku pegangan di pergurua perguruan Eropa selama 30 tahun terakhir dari abad 15.


2.      Astronomi dan   Ilmu Pasti
Dalam bidang ini sarjana Islam ,AL-Khawarizmi, banyak sekali menyumbang dengan karya karyanya dan mempunyai pengaruh terbesar atas pelik  pelik ilmu pasti di abad pertengahan. Ia menulis buku ‘Al jabr wa al-Muqabalah’, suatu  buku standar ilmu pasti.  Buku tersebut memuat daftar astronomi yang tertua dan AL Khawarizmi merupakan orang pertama yang menyusun buku ilmu berhitung dan aljabar.  Kitab inilah yang memperkenalkan ilmu aljabar serta nama itu sendiri di benua Eropa. Pengaruhnya diperkuat dengan kenyataan bahwa ‘alogarisme’ untuk waktu yang lama berarti ‘aritmatik’ dan dewasa ini dipergunakan sebagai metode untuk mengkalkulasi  yang kini telah dibakukan. Begiu pula bapak kimia Islam ,Jabir Ibnu Hayyan, (721-815M). Kitab kimianya merupakan bbuku yang paling berpengaruh di Eropa dan Asia sampai sesudah abad 14.
3.      Filsafat
Sumbangan Islam pada dunia barat dalam hal filsafat adalah Ibnu Rusyd (1126-1198M), dan Al Kindi (809-873M). Ibnu Rusyd dikenal sebagai komentator fikiran fikiran Aristoteles, karenanya dijuluki Aristoteles II, pengaruhnya sangat menonjol atas pendukung filsafat skholastik Kristen dan fikiran fikiran sarjana Eropa  pada Abad pertengahan. Sedang Al Kindi  terkenal dengan metode filsafatnya yang menggabungkan dalil dalil Plato dan Aristoteles dengan cara Neo-Platonis.
4.      Ilmu Sejarah dan Sosiologi
Dalam ilmu sejarah dan sosiologi, muncul nama Ibnu Khaldun (1332-1406M)  dengan karya Muqaddimah-nya  yang telah memberikan sumbangan dan pengaruh terhadap pemikiran pemikiran sarjana barat. Dialah yang pertama kali mengemukakan teori perkembangan sejarah, baik berdasarkan penyelidikan faktor faktor jasmani dan iklim, mapun kekuatan moral dan rohani.


5.      Ibnu Majid
Ibnu Majid adalah seorang navigator Arab terbesar yang bergelar “singa laut”. Pada usianya yang ke-15, Ibnu Majid sudah memimpin sebuah pelayaran. Navigator yang lahir di Julfar, Mesir, tahun 1421 M ini memiliki nama lengkap Shihabud Din Ahmad bin Majid bin Muhammmad bin Amir bin Duwayk bin Yusuf bin Husain bin Abi Ma’lak as-Sa’di bin Abi ar- Raka’ib an-Najdi. Sifat yang patut kita teladani dari Ibnu Majid adalah ketekunannnya dalam mempelajari ilmu navigator yang ia dapatkan dari ayah dan kakeknya dengan cara menjalankan kapal laut atau kapal teerbang. Selain itu, ia juga menguasai ilmu geografi dan astronomi sebagai syarat utama untuk menjadi navigator ulung. Diantara buku-buku karya Ibnu Majid berjudulal-Hijaziah (sejarah negei hijaz),Urjuza (melagukan syair dengan prosa raja-raja ) terdiri dari 3 jilid, Hawiyatul-Ikhtisar fi Ushul Ilmil-Bihar ( ringkasan ilmu navigator) yang ia tulis pada tahun 1490 M. Buku ini berisi tentang rute-rute laut sepanjang pantai India hingga Sumatera, Cina, Taiwan dan sepanjang pantai Samudra Hindia, serta tanda-tanda dekatnya daratan.




                                                                 



D.PENUTUP
              Demikianlah proses pengaruh Islam terhadap kebangkitan peradaban Barat. Tanpa interaksinya dengan Dunia Islam, Barat tidak akan mampu mencapai kemajuan seperti yang mereka banggakan dengan penuh kesombongan pada hari ini. Apabila kemajuan peradaban Islam membawa rahmat dan anugerah bagi seluruh dunia, sebaliknya kemajuan peradaban Barat yang materialistis tidak jarang justru membawa bencana dan musibah bagi umat manusia. Akankah umat Islam bangkit untuk membangun kembali peradaban mereka yang pernah menyinari dunia dengan gemilang? Itu semua menjadi tantangan dan tanggung jawab bagi generasi Islam pada hari ini.


Post a Comment